Mekanisme
Reaksi Substitusi Nukleofilik SN2
Hallo Sobat Chems
Pada blog kali ini,
kita akan membahas tentang mekanisme reaksi substitusi nukleofilik SN2.
Apa sih reaksi substitusi nukleofilik SN2 itu? Reaksi
substitusi nukleofilik SN2 adalah reaksi yang terjadi
ketika lepasnya gugus pergi bersamaan dengan proses terjadinya ikatan antara
nukleofil dengan substrat. Mekanisme pada reaksi ini bisa kita uraikan kedalam
3 tahap yaitu sebagai berikut:
- Nukleofil
menyerang substrat yang masih mengikat gugus perginya.
- Terjadinya
keadaan transisi, dimana ikatan antara nukleofil dengan substrat sebagian
terbentuk sedangkan ikatan antara substrat dengan gugus perginya sebagian
putus.
- Terbentuklah
ikatan antara nukleofil dengan substrat. Reaksi ini berlangsung dengan satu
tahapan reaksi tanpa terbentuknya zat antara (intermediet).
Contoh dari reaksi substitusi nukleofilik SN2 bisa kita lihat pada reaksi antara klorometana dengan ion hidroksida. Mekanismenya bisa kita lihat pada gambar berikut
Apabila reaksi SN2 terjadi pada molekul kiral, maka produk yang dihasilkan memiliki stereokimia yang berlawanan dengan substratnya. Contohnya bisa kita lihat pada reaksi (R)-2-klorobutana dengan ion hidroksida berikut.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi reaktivitas terhadap reaksi SN2,
diantaranya:
1.
Struktur substrat
Pada reaksi SN2,
nukleofil akan menyerang substrat yang masih mengikat gugus pergi. Sehingga,
jika substrat tersebut memiliki struktur yang besar atau atom C yang diserang
mengikat gugus-gugus dengan efek ruang yang besar maka hal ini akan menyulitkan
nukleofil untuk menyerang. Jika nukleofil kesulitan dalam menyerang, maka
substrat ini tidak dapat bereaksi dengan mekanisme SN2.
Dari uraian ini, bisa kita buat urutan reaktivitasnya adalah sebagai berikut:
Alkil halida tersier < sekunder < primer
2.
Konsentrasi nukleofil dan substrat
Laju
reaksi pada reaksi SN2 dipengaruhi oleh konsentrasi
nukleofil yang menyerang dan substratnya. Apabila konsentrasi pada nukleofilnya
ditambah 2 kali maka laju reaksinya juga akan 2 kali lebih cepat. Begitu pula
dengan penambahan substrat. Jika substratnya kita tambah, maka laju reaksinya
juga akan lebih cepat.
3.
Efek pelarut
Reaksi
SN2 akan berlangsung baik ketika digunakan pelarut yang
bersifat polar aprotik. Hal ini karena molekul pelarut polar aprotik tidak
dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga nukleofil bebas tanpa tersolvasi dan
akan lebih memudahkan reaksi SN2.
Permasalahan:
1. Pada
pembahasan diblog, konsentrasi nukleofil dan substrat dapat mempengaruhi laju
reaksi. Tolong jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi?
2. Reaksi
SN2 akan berlangsung baik ketika digunakan pelarut yang
bersifat polar aprotik. Jika yang kita gunakan bukan merupakan pelarut yang
bersifat polar aprotik, apakah yang akan terjadi pada reaksi SN2
tersebut?
3. Dalam
reaksi SN2, apakah kualitas atau jenis dari suatu nukleofil
akan mempengaruhi reaksinya?Jelaskan!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaiklah
BalasHapusSaya Yohana Hotmauli Sianturi dengan NIM A1C119078 izin menjawab permasalahan no.2
Reaksi SN2 akan berlangsung baik jika menggunakan pelarut polar aprotik (pelarut polar yang tidak mengandung gugus OH- dan NH2). Pelarut ini akan menaikkan kecepatan reaksi SN2 dengan cara menaikkan energi molekulnya. Pelarut polar aprotik memiliki momen dipol yang besar dan dapat melarutkan spesi bermuatan positif dari kutub negatif yang dimilikinya. Selain itu, pelarut aprotik memiliki polaritas yang sangat besar sehingga dapat mensolvasi garam-garam dan cenderung untuk mensolvasi kation dari anion logam nukleofilnya. Hal ini mengakibatkan anion-anion menjadi tidak tersolvasi dan energi nukleofilnya naik.
jadi jika yang kita gunakan bukan merupakan pelarut yang bersifat aprotik maka reaksi SN2 akan berjalan dengan lambat. Garam-garam dan kation dari anion logam nukleofilnya tidak tersolvasi
Terimakasih